Selasa, 25 Maret 2008

psikologi perkembangan remaja

NAMA : VEVI HERMAYANTI
NIM : 106013000324


PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA

Perkembangan remaja ditandai oleh kontinuitas dan diskontinuitas yang meliputi factor genitik, biologis, lingkungaan, dan pengalaman berinteraksi. Seorang remaja pada usia 10 hingga 13 tahun tiga tahun terakhir masa perkembangannya mempunyaai beribu-ribu jam interaksi dengan orang tua, teman-teman sebaya, dan guru-guru. Relasi dengan orang tua mempunyai bentuk yang berbeda, hubungan dengan teman-teman sebaya semakin intim, dan kencan dilakukan untuk pertama kali, demikian pula dengan penjajakan seksual dan mungkin hubungan seksual. Pemikiran-pemikiran remaja lebih abstrak dan idealistik. Perubahan-perubahan biologis memicu peningkatan minat terhadap citra tubuh.
Perkembangan fisik dan kognitif pada masa remaja
Menarche adalah sebuah peristiwa yang menandai masa pubertas, namun bukan satu-satunya ciri yang muncul, pubertas adalah bagian dari suatu proses yang terjadi berangsur-angsur. Kita dapat mengetahui kapan seorang anak muda mengawali masa pubertasnya tetapi menentukan secara tepat permulaan dan akhirnya adalah sulit. Faktor dibalik munculnya kumis pertama pada anak laki-laki dan melebarnya pinggul pada anak-anak perempuan adalah banjir hormon, yaitu zat-zat kimia yang sangat kuat dan di sekresikan oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan di bawa keseluruh tubuh aliran darah (Dyk, 1993), konsentrasi hormon-hormon tertentu meningkat secara dramatis selama masa remaja (Rabin dan Chrousos, 1991; Susman dan Dorn, 1991)
Aspek-aspek psikologi yang mempengaruhi perubahan-perubahan fisik
Satu hal yang pasti tentang aspek-aspek psikologi dari perubahan fisik pada remaja adalah bahwa remaja disibukan dengan tubuh mereka dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka. Kesibukan denagn citra tubuh seseorang sangat kuat selama masa remaja, tetapi kesibukan itu secara khusus meningkat selama masa pubertas, suatu masa ketika masa remaja awal lebih tidak puas dengan tubuh mereka daripada pada akhir masa remaja (Wright, 1989) alasannya ialah bahwa pada akhir masa remaja anak-anak perempuan yang lebih cepat matang lebih pendek dan gemuk, sementara anak-anak perempuan yang terlambat matang lebih tinggi dan lebih kurus. Kematangan yang lebih awal meningkaatkan kerentanan anak-anak perempuan atas sejumlah masalah (Brooks-Gunn dan Paikoff, 1993; Stattin and Magnusson,1990). Anak-anak perempuan yang lebih cepat matang memiliki prestasi akademis dan pekerjaan yang lebih rendah pada masa dewasa (Stattin dan Magnusson, 1990). Tampaknya sebagai akibat dari ketidak matangan social dan kognitif mereka dikombinasikan dengan perkembangan fisik yang lebih awal, anak-anak perempuan yang lebih cepat matang lebih mudah jatuh ke dalam perilaku-perilaku bermasaalah, dimana mereka tidak menyadari kemungkinan dampak-dampak jangka panjang terhadap perkembangan mereka (Petersen,1993)
Perubahan-perubahan perkambangan kognitif
Kekuatan pemikiran remaja yang sedang berkembang membuka cakrawala kognitif dan cakrawala sosial yang baru. Pemikiran mereka senmakin abstrak, logis dan idealistis lebih mampu menguji pemikiran orang laindan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka serta cenderung menginterpretasikan dan memantau dunia social. Kita akan mendiskusikan, pertama pandangan Piaget tentang pemikiran masa remaja. Kedua, kognisi social pada maasa remaja. Ketiga, pengambilan keputusan.
Pemikiran Operasional Formal
menurut Piaget yakni pemikiranoperasional formal berlangsung antara usia 11 hingga 15 tahun. Pemikiran operasional lebih abstrak daripada pemikiran seorang anak. Remaja tidak lagi terbata pada pengalaman konkrit actual sebagai dasar pemikiran. Sedangkan menurut Khun (1991) ketika remaja berfikir lebih abstrak dan idealistic mereka juga berfikir lebih logis.
Kognisi Sosial
Perubahan-perubahan yang mengesankan dalam kognisi social menjadi cirri perkembangan remaja. Remaja mengembangkan suatu egosentrisme khusus. Pemikiran remaja bersifat egosentris menurut David Elkind (1976) yakni bahwa egosentrisme memiliki dua bagian ialah penonton khayalan dan dongeng pribadi. Beberapa ahli perkembangan yakni egosentrisme dapat menerangkan beberapa prilaku remaja yang nampaknya ceroboh, meliputi penggunaan obat-obatan, pemikiran-pemikiran bunuh diri, dan kegagalan menggunakan alat-alat kontrasepsi selama berhubungan seks (Dolcini, dkk,1989; Elkimd, 1979).
Pengambilan Keputusan
Masa remaja ialah masa semakin meningkatnyapenganbilan keputusan. Remaja yang lebig tua lebih kompeten dalam menggambil keputusan dibandingkan remaja yang lebih muda. Dimana mereka lebih kompeten daripada anak-anak. Kemampuan untuk mengambil keputusan tidak menjamin kemampuan itu akan diterapkan, karena dalam kehidupan nyata luasnya pengalaman adalah penting. Remaja lebih perlu banyak peluang untuk mempraktekan dan mendiskusikan keputusan yang realistis. Dalam beberapa hal kesalahan pengambilan keputusan pada remaja mungkin terjadi ketika dalam realitas yang menjadi masalah adalah orientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalan untuk memberi mereka pilihan-pilihan yang memadai.


John W. Santrock. Life-Span Development. Jilid II , 1995

2 komentar:

admin mengatakan...

boleh ga aku dikasih contoh angket/ daftar pertanyaan buat para siswa kelas 2 SMA menyangkut pengaruh orang tua autoritarian terhadap kenakalan remaja kini..?!
thanks ya sebelumnya.

admin mengatakan...

boleh ga aku dikasih contoh angket/ daftar pertanyaan buat para siswa kelas 2 SMA menyangkut pengaruh orang tua autoritarian terhadap kenakalan remaja kini..?!
thanks ya sebelumnya.